KHALIFAH DAN ISLAM DI SPANYOL




“Jangan engkau menangis seperti perempuan, karena engkau tidak mampu mempertahankan Granada layaknya seorang laki-laki”.

Kalimat itu adalah sebuah kalimat yang penuh makna dan kalimat bersejarah. Kalimat itu diucapkan oleh ibu Sultan Muhammad ketika sultan Muhammad tiba di sebuah puncak gunung dalam perjalanan pengasingan. Dia menangis saat melihat ke Granada yang dia tinggalkan dan ibunya marah kepadanya mengucapkan kalimat itu. Sultan Muhammad adalah penguasa terakhir kesultanan Granada, Granada merupakan Kesultanan Islam terakhir di Spanyol.

Islam di Spanyol bermula ketika Thariq Bin Ziyad menyebrang ke daratan Eropa melalui Spanyol bersama pasukannya untuk membebaskan orang orang yang tertindas di Andalusia oleh penguasa. Thariq bin Ziyad mendarat di Gibraltar (Gunung Thariq/Jabal Thariq) pada 29 April 711. Ketika itu yang menjadi pemimpin islam adalah Al-Walid bin Abdul Malik (705-715) sebagai penerus dinasti Umayyah di Damaskus. Kemudian Andalusia ditetapkan sebagai sebuah keamiran (provinsi) bagian dari kekuasaan Bani Umayyah.

Ketika bani Umayyah ditaklukkan oleh bani Abbasiyah dan kepemimpinan islam beralih ke Bani Abasiyah di jazirah Arab, lebih dari 150 tahun Andalusia tetap sebagai sebuah keamiran. Namun pada 16 Januari 929 Amir Kordoba Abdurrahman III menetapkan dirinya sebagai pemimpin islam dan meneruskan Dinasti Umayyah di Andalusia. Dinasti Umayyah di Andalusia bertahan sampai tahun 1031 dan kemudian di Andalusia terpecah menjadi beberapa kesultanan Islam.

Keberadaan islam di Andalusia lebih dari 700 tahun dan berakhir ketika Sultan Muhammad menyerahkan kunci Granada sepenuhnya pada penguasa Kristen pada tahun 1492. Dalam masa kejayaan Islam di Andalusia itu sangat banyak mengalami kemajuan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Hingga pada akhirnya ketika kekuasaan islam di Andalusia berakhir maka orang Islam diusir. Mesjid mesjid berubah menjadi gereja. Simbol simbol Islam lenyap dari bumi Andalusia dan Islam benar benar hilang.

Kembalinya Islam di Spanyol

Pada tahun 1936, Hazrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad ra, Khalifah ke II Ahmadiyah mengirim Mln Malik Mohammad Sharid Gujrati ke Spanyol sebagai muballigh dan beliau tiba di Madrid pada 10 Maret 1936. Tabligh islam di masa awal ini dapat meraih beberapa orang menjadi muslim Ahmadi di Spanyol. Namun karena perang saudara di Spanyol maka muballigh Ahmadiyah tersebut terpaksa meninggalkan Spanyol.

Pada tahun 1945 Setelah perang saudara di Spanyol, dan setelah berakhirnya perang dunia kedua, khalifah Ahmadiyah ke II kembali mengirim muballigh ke Spanyol. Muballigh yang dikirim adalah Mln Karam Ilahi Zafar. Setelah singgah di London dan tinggal selama 6 bulan bersama Mln Jalaludin Shams, Mln Karam Ilahi Zafar berangkat menuju Spanyol dan tiba di Madrid pada tanggal 24 Juni 1946.

Mln Karam Ilahi Zafar belajar bahasa Spanyol selama 6 bulan agar bisa bertabligh kepada penduduk Spanyol. Namun pada tahun 1947 ketika terjadinya perpecahan India dan Pakistan yang berdampak pada perpindahan markas Ahmadiyah dari Qadian India ke Rabwah Pakistan, menyebabkan kendala dalam misi islam di Eropa maka muballigh yang di kirim ke Eropa diminta kembali oleh khalifah. Tetapi Mln Karam Ilahi Zafar meminta izin untuk tetap tinggal di Spanyol. Setelah diizinkan beliau membiayai sendiri misi beliau dengan berjualan parfum buatan sendiri di kota Madrid.

Ketika berjulan parfum, beliau sering mengatakan kepada para pembeli “aroma parfum yang menyenangkan tidak berlangsung lama, tapi ada aroma yang permanen dan abadi, yaitu ajaran Islam”. Sehingga menarik minat orang orang untuk belajar Islam. Disamping berjulan parfum Mln Karam Ilahi Zafar juga menerbitkan beberapa buku dalam bahasa Spanyol. Diantaranya buku Filsafat ajaran Islam.

Pada tahun 1971 sebagai dampak positif dari transisi demokrasi di Spanyol yang mengakui kebebasan beragama maka Jemaat Muslim Ahmadiyah mendaftar secara resmi kepada pemerintah sebagai sebuah organisasi keagamaan. Dengan diakuinya Ahmadiyah sebagai organisasi legal maka semakin memudahkan untuk menyampaikan dakwah islam di Spanyol. Dibawah arahan Khalifah Ahmadiyah ke III Hazrat Mirza Nasir Ahmad rh, meminta ahmadi di Spanyol agar mencari sebidang tanah untuk pembagunan mesjid.

Untuk pertama kalinya sejak kekuasaan islam runtuh di Spanyol, seorang pemimpin Islam dunia, Khalifah Ahmadiyah ke III berkunjung ke Spanyol pada tahun 1980. Dan pada tanggal 9 Oktober 1980 beliau melakukan peletakan batu pertama mesjid di Pedro Abad, Kordoba dan mesjid itu diberi nama Mesjid Basharat.

Dalam kunjungan itu, khalifah Ahmadiyah mencanangkan moto Love for all hatred for none, (cinta untuk semua tidak ada kebencian bagi siapapun) . Dengan bekal moto ini, jemaat Ahmadiyah menampilkan wajah islam yang cinta damai. Seperti islam yang diajarkan  dan dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW. Islam yang damai, pasti akan diterima oleh semua kalangan, dan akan mengubah pandangan bahwa islam itu penuh dengan kekerasan. Tapi islam bertujuan untuk memberikan rasa aman dan damai pada semua makhluk. Seperti pada masa awal islam masuk ke daratan Spanyol melalui penaklukan kerajaan kerajaan di Spanyol, dimana penaklukan itu dilakukan untuk membebaskan orang orang yang tertindas oleh penguasa dan memberikan rasa aman pada masyarakat Spanyol pada waktu itu. Sekarang islam masuk ke Spanyol dengan tujuan yang sama tapi dengan cara yang berbeda, yakni dengan menaklukkan hati. 

Pembangunan mesjid berjalan selama lebih kurang dua tahun dan pada tanggal 10 September 1982, Khalifah Ahmadiyah ke IV Hazrat Mirza Tahir Ahmad rh, meresmikan pembukaan mesjid Basharat sebuah Mesjid yang indah dan megah di Kordoba, Spanyol. Dalam peresmian itu dihadiri oleh lebih dari 3.000 tamu undangan diantaranya hadir juga Sir Muhammad Zafrullah Khan, seorang yang pernah menjadi pimpinan sidang umum PBB berkebangsaan Pakistan. Juga hadir Professor Abdus Salam, penerima hadiah nobel pertama yang beragama Islam.
Berdirinya mesjid Basharat di Pedro Abad Kordoba ini adalah sebuah awal kembalinya kejayaan Islam di Spanyol. Sejarah kembali beulang ketika ratusan tahun silam Islam jaya dimulai dari Kordoba masa Dinasti Umayyah.

Khalifah Ahmadiyah ke V, Hazrat Mirza Masroor Ahmad atba, dalam kunjungan beliau ke Spanyol pada tahun 2013 juga telah meresmikan mesjid di Valencia. Mesjid ini diberi nama masjid Baitur Rahman. Saat ini misi Islam terus dilakukan di Spanyol dan beberapa mesjid dapat didirikan. Kejayaan Islam di Spanyol yang pernah hilang akan kembali dibawah naungan dan berkat khilafat Ahmadiyah.


Komentar

  1. Semoga tulisan ini bermanfaat dan menambah pengetahuan kita. Aamiiin

    BalasHapus
  2. Tulisanya menggugah semangat tablig 👍🏻

    BalasHapus
  3. Sangat bermanfaat, informasi yang bagus tentang Islam di Spanyol

    BalasHapus
  4. Hanya dengan khalifahlah, Islam kembali kepada marwahnya.

    BalasHapus
  5. Kalifah Ahmadiyah adalah khalifah 'alaa min haajin nubuwwah jaman now
    Ahmadiyah zindabad...

    BalasHapus
  6. Semoga kehancuran islam di spanyol tidak terulang ditempat lain, islam harus bersatu dibawah bendara Muhammad Rasulullah saw.

    BalasHapus
  7. Alhamdulillah, informasi yang bagus tentang Islam di Spanyol

    BalasHapus
  8. Alhamdulillah, informasi yang bagus tentang Islam di Spanyol

    BalasHapus
  9. Alhamdulillah, informasi yang bagus tentang Islam di Spanyol

    BalasHapus
  10. Senoga tulisan ini menjadi bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan kita semua

    BalasHapus
  11. Sangat menarik sekali tulisan yang bapak paparkan semoga bermanfaat bagi kita semua

    BalasHapus
  12. Semoga tulisan bapak paparkan bermanfaat bagi kita semua

    BalasHapus
  13. Semoga tulisan bapak paparkan bermanfaat bagi kita semua

    BalasHapus
  14. Jazakumullah. Artikel ini menambah khazanah saya tentang khalifah.
    Wassalam,
    https://khalifah.cinta-islam.web.id/

    BalasHapus
  15. Jazakumullah menambah khazanah tentang khalifah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

GENGGAM ERAT TANGAN KHALIFAH